Kamis, 29 Desember 2016
SEJARAH P.O SUBUR JAYA - REMBANG
PO Subur Jaya baru berdiri pada tahun 2007. Armada terbaru pertamanya adalah MB OH 1525 model Setra Selendang Adi Putro. Tidak hanya menyandarkan unit baru, Om Kenang juga rajin menyambangi leasing yang menangani bis-bis bermasalah dalam pembayaran dan selanjutnya dibeli secara lelang. Harga yang didapat jauh lebih murah daripada membeli dari pemilik PO langsung. Hasilnya, satu persatu armada seken datang untuk memperkuat jajaran “amunisi”nya. Dan yang membuat kami mengacungkan jempol, bis-bis barunya pun di-costumized dengan kemewahan dan kenyaman armada. Tidak ada bis yang asal jalan, semua telah disulap dengan taste yang berbeda dengan bis lain. Dalam rentang dua tahun, sudah 20 bis besar yang digenggam. Belum termasuk armada medium, bis kecil dan sejumlah L300. Tak salah, kalau PO ini disanjung ibarat sang fenomenal.
“Kami tidak akan setengah-setengah mengelola PO Mas. Kami bosen otak atik mobil-mobil kecil, mainan kita sekarang kendaraan besar,” tekat Om Ari dengan bangga.
Kami pun mengamini semangat beliau, saat dipertontonkan armada barunya. Karoseri berkelas Royal Coach SE, dengan tambahan modifikasi berupa rangka support yang melekat pada chasis agar kendaraan tidak limbung, seperti yang dikeluhkan sopir saat membawa Hino edisi terbaru ini. Dengan corak bodi laksana colourmark telkom fleksi, yang menggugah hasrat dan selera bepergian bersamanya.
Saat menjajal piranti audio visual, kami tambah berdecak kagum. Suaranya menggeledar tapi tetap lembut di telinga. Setingan audio begitu pas dengan dimensi kabin dan media peredaman berfungsi secara nyata. Perlengkapan power audio, penambahan kapasitor bank hingga penempatan speaker dihitung secara cermat hingga menghasilkan kualitas suara yang jauh di atas standar, melebihi ekspektasi penumpang itu sendiri.
Dan sesuai janji Om Ari, nantinya semua armada terbarunya memiliki spesifikasi minimal seperti armada “Green Fleksi” ini. Untuk yang bermesin Hino, ke depannya semuanya akan dibenamkan piranti balon udara (air suspension) untuk menunjang kenyamanan.
Saat kami singgung tentang langkah bisnis ke depan, terutama rencana membuka bis AKAP reguler, Om Kenang menjawab dengan realistis“Sementara kami concern ke pariwisata Mas. Itupun kami masih keteteran menyediakan armada. Agen-agen wisata mulai dari Semarang, Kudus, Purwodadi, Tuban hingga Solo banyak yang telah menjalin kerjasama dengan kami. Kami sendiri tak pernah membayangkan, dalam jangka waktu dua tahun, nama kami telah dikenal luas. Justru ini semakin melecut kami, untuk selalu memperbaiki pelayanan yang kami berikan,” katanya berapi-api.
“Nah, beruntung ada komunitas datang ke sini. Open saja, kami telah mengantongi ijin trayek Bangilan-Jakarta dan Cepu-Jakarta. Cuma kami tidak mau gegabah terjun ke bisnis AKAP. Kami sadari, bis wisata juga ada musim sepinya, demikian juga bis reguler. Kami ingin memadukan dua usaha ini, saling bergantian untuk mengisi. Kami masih perlu waktu. lalu apa masukan, gagasan dan saran buat PO Subur Jaya dalam persiapan merambah pasar bis malam? Kami paham soal teknis kendaraan tapi kami buta dengan kondisi di lapangan!” tantangnya saat mengakhiri kunjungan kami.